KhutbahJum'at: Keutamaan Bulan Dzulhijjah Penerbit E-book Islami Do'a dan Dzikir Resensi Buku Islam Online E-book Al-Manhaj Pembatal Islam dzikir, sedekah, dan sebagainya. Termasuk amal ibadah yang disyariatkan untuk dikerjakan pada hari-hari tersebut -kecuali hari yang kesepuluh- adalah puasa. Apalagi ketika menjumpai hari Arafah

Usai mengerjakan shalat sebaiknya jangan langsung beranjak dari tempat shalat. Biasakan diri untuk dzikir sejenak dan berdo’a untuk kebaikan kita di dunia dan akhirat. Sebab dzikir merupakan ibadah yang sangat dianjurkan saat selesai termasuk ibadah yang mudah dan ringan dilakukan, namun ganjaran yang diberikan sangatlah besar. Kendati mudah dilakukan, ada banyak godaan yang harus disingkirkan agar tetap istiqamah dalam berdzikir. Di antara godaan yang dimaksud adalah Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali memasukkan bahasan khusus tentang do’a dan dzikir. Menurutnya, salah satu dzikir yang sangat dianjurkan ialah membaca subhânallâh, alhamdulillâh, dan allâhu akbar sebanyak 33 kali. Kemudian ditutup dengan melafalkan lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa alâ kulli syaiin qadîr satu ini didasarkan pada hadis riwayat Abu Hurairah yang berbunyiقال صلى الله عليه وسلم من سبح دبر كل صلاة ثلاثا وثلاثين وحمد ثلاثا وثلاثين وكبر ثلاثا وثلاثين وختم المائة بلا إله إلا الله لاشريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير غفرت ذنوبه ولو كانت مثل زبد البحرArtinya, “Rasulullah SAW bersabda, Siapa yang bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setelah shalat sebanyak 33 kali dan menutupnya dengan membaca lâ ilâha illallâh lâ syarîka lahu lahul mulku wa lahulhamdu wa huwa alâ kulli syai’in qadîr, maka dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan,’” HR. Malik.Dengan demikian, budayakan setelah shalat membaca semua dzikir di atas. Berdasarkan hadits yang dikutip di atas, orang yang terbiasa melakukan ibadah ini, dosanya akan diampuni Allah Yang Maha Pengampun meskipun dosanya sebanyak buih di lautan. Wallahu alam. Hengki Ferdiansyah.
HariJumat merupakan sayyidul ayyam atau penghulunya hari. Di hari mulia itu, Muslim diperintahkan melaksanakan shalat Jumat dan memperbanyak bersholawat serta amalan-amalan ibadah lainnya. Berikut teks Khutbah Jum'at tentang Shalat Jumat, Keutamaan dan ancaman meninggalkannya. الْحَمْدُ للهِ الَّذِي خَلَقَكُمْ Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ فِي السِرِّ وَالعَلَانِيَةِ وَالغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ . Saudara-saudara sekalian, Dzikir mengingat Allah adalah amalan yang mudah. Karena dia merupakan amalan lisan. Sementara lisan tidak mengenal lelah. Sehingga setipa orang bisa dengan mudah melakukannya dimanapun dan kapanpun. Bersamaan dengan kemudahannya, amalan ini pun memiliki keutamaan yang istimewa. Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk banyak berdizikir mengingat Allah. Di antaranya termaktub dalam firman-firman Allah berikut ini اذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu.” [Quran Al-Baqarah 152]. وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ “Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain.” [Quran Al-Ankabut 45]. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” [Quran Al-Ahzab 41] قَالَ رَبِّ ٱجْعَل لِّىٓ ءَايَةً قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمْزًا وَٱذْكُر رَّبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِٱلْعَشِىِّ وَٱلْإِبْكَٰرِ “Dan sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”. [Quran Ali Imran 41] يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَٰلُكُمْ وَلَآ أَوْلَٰدُكُمْ عَن ذِكْرِ ٱللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” [Quran Al-Munafikun 9]. وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” [Quran Al-A’raf 205] Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji orang-orang serta memasukkan mereka ke dalam golongan ulil albab. Yaitu orang-orang yang berakal dan sadar. Orang yang dipuji ini memiliki karakteristik khusus. Yaitu mereka adalah orang-orang yang berdzikir mengingat Allah. إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” [Quran Ali Imran 190]. Sedangkan dalil dari hadits عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ Dari Abu Musa radhiallahu anhu beliau berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan yang tidak berdzikir seperti orang yang hidup dan mati.” [HR. al-Bukhari]. Sabda beliau juga, لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ “Tidaklah duduk suatu kaum berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat mengelilinginya, rahmat menyelimutinya dan turun kepada mereka ketenangan, serta Allah memujinya di hadapan makhluk yang berada di sisinya.” [Riwayat Muslim dan Ahmad]. Dalam hadits yang lain, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِيرُ فِي طَرِيقِ مَكَّةَ فَمَرَّ عَلَى جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ جُمْدَانُ فَقَالَ سِيرُوا هَذَا جُمْدَانُ سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ قَالُوا وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ Dari Abu Hurairoh, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melewati satu jalan di Mekah. Lalu beliau melewati sebuah bukit yang disebut dengan Jumdan. Beliau bersabda, Teruslah berjalan. Ini adalah Jumdan. Al-Mufarridun telah mendahului’. Para sahabat bertanya, Siapakah al-Mufarridun wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, Laki-laki dan perempuan Yang banyak berdzikir’.” [HR. Muslim]. Dari Abdullah bin Busyr radhiyallahu anhu, ia berkata, جَاءَ أَعْرَابِيَّانِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أَحَدُهُمَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ. وَقَالَ الآخَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَىَّ فَمُرْنِى بِأَمْرٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ. فَقَالَ لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ “Ada dua orang Arab badui mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lantas salah satu dari mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, manusia bagaimanakah yang baik?” “Yang panjang umurnya dan baik amalannya,” jawab beliau. Salah satunya lagi bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam amat banyak. Perintahkanlah padaku suatu amalan yang bisa kubergantung padanya.” “Hendaklah lisanmu selalu basah untuk berdzikir pada Allah,” jawab beliau. [HR. Ahmad]. Dalam satu riwayat disebutkan, عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ Dari Abu Sa’id al-Khudri, dia berkata, “Muawiyah keluar menemui satu halaqah kelompok orang yang duduk melingkar di dalam masjid. Lalu dia bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian duduk-duduk?” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir mengingat Allah.” Dia bertanya lagi, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali hal itu?” Mereka menjawab, “Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu.” Dia berkata, “Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan bohong kepadamu. Tidaklah ada seorang pun yang memiliki kedudukan seperti aku di sisi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, namun memiliki hadits yang lebih sedikit dari dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya, Apa yang menyebabkan kalian duduk?’.” Mereka menjawab, “Kami duduk berdzikir mengingat Allah.” Beliau bertanya lagi, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali hanya itu?” Mereka menjawab, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kami duduk kecuali hanya itu?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku tidak meminta kalian bersumpah karena sangkaan bohong. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” [HR Muslim]. Dalam hadits yang lainnya disebutkan, وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ قَالَ رَسُولُ الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ ، وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيرٍ لَكُمْ مِنْ إنْفَاقِ الذَّهَبِ والفِضَّةِ ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أعْنَاقَكُمْ ؟ قَالَوا بَلَى ، قَالَ ذِكْرُ الله تَعَالَى . رَوَاهُ التِّرمْذِي ، قَالَ الحَاكِمُ أَبُو عَبْدِ الله إِسْنَادُهُ صَحِيْحٌ Abu Darda’ radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Mauhkah kuberitahukan kepada kalian amal yang paling baik dan paling suci menurut Rabb kalian, dan yang paling tinggi derajatnya untuk kalian, juga lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kalian lalu kalian menebas batang leher mereka dan mereka membalasnya?” Para sahabat berkata, “Tentu mau.” Beliau menjawab, “Dzikir mengingat Allah.” [HR. Tirmidzi]. Kata أُنَبِّئُكُمْ menunjukkan sesuatu yang akan dikabarkan adalah sesuatu yang penting. Dalam hadits yang lain, قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ ‏- صلى الله عليه وسلم ‏-{ مَا قَعَدَ قَوْمٌ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُوا اَللَّهَ, وَلَمْ يُصَلُّوا عَلَى اَلنَّبِيِّ ‏- صلى الله عليه وسلم ‏-إِلَّا كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ } أَخْرَجَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَقَالَ “حَسَنٌ” .‏ 2003‏ .‏ Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sekelompok orang duduk-duduk dalam keadaan tidak mengingat Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, kecuali mereka dapati hal itu sebagai penyesalan di hari kiamat.” [HR. at-Turmudzi]. Dan dzikir mengingat Allah ini tidak hanya merupakan wasiat Allah dan Rasul-Nya saja. tapi hal ini juga merupakan wasiat orang-orang shalih sebelum kita. Abu Said al-Khudri radhiallahu anhu berkata, عليك بتقوى الله فإنه رأس كل شيء . وعليك بالجهاد ، فإنه رهبانية الإسلام . وعليك بذكر الله وتلاوة القرآن ، فإنه روحك في أهل السماء ، وذكرك في أهل الأرض . وعليك بالصمت إلا في حق، فإنك تغلب الشيطان. “Wajib bagimu untuk bertakwa kepada Allah. Karena takwa merupakan inti dari segala sesuatu. Dan wajib pula bagimu untuk berjihad. Karena berjihad adalah kerahiban dalam Islam. wajib juga bagimu untuk membaca Alquran. Karena membaca Alquran adalah ruhmu di hadapan penduduk langit. Dan kemuliaanmu di tengah penduduk bumi. Dan hendaknya kau memperbanyak diam kecuali menyuarakan kebenaran. Jika demikian keadaanmu, maka engkau telah mengalahkan setan.” [Riwayat Ibnu Asakir]. Ka’ab al-Ahbar radhiallahu anhu berkata, قال كعب الاحبار نوروا قلوبكم بذكر الله واجعلوا من صلاتكم في بيوتكم ..فوالذي نفس كعب بيده إنهم لمعروفون عند أهل السماء أن فلان بن فلان ممن يعمر بيته بذكر الله “Sinarilah hati kalian dengan berdzikir mengingat Allah. Kerjakan sebagian shalat yaitu shalat sunat kalian di rumah kalian. Demi Dzat yang jiwa Ka’ab di tangan-Nya, sesungguhnya hal ini cara makhluk langit mengenal bahwa Fulan bin Fulan termasuk orang yang memakmurkan rumahnya dengan dzikir mengingat Allah.” Kaum muslimin, Rasa-rasanya dalil-dalil dari Alquran dan hadits serta ucapan para salaf ini cukup menjelaskan keutaamaan berdzikir. Cukup menjadi penyemangat kita agar tidak menyia-nyiakan amalan dzikir. Walaupun penulis tidak menambahkan penjelasan dari ucapan penulis. Bahkan bisa jadi ucapan penulis malah mengurangi keutamaan dari dalil-dalil di atas. Semoga Allah Ta’ala memberi kita taufik termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah dalam segala keadaan. Khususnya di bulan Ramadhan ini. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Diambil dari ceramah Syaikh Said al-Kamali dengan penyesuaian dari tim tim Artikel
KapanDianjurkan Membaca Dzikir hasbunallah wani'mal wakil? Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Karena begitu dahsyatnya bacaan dzikir hasbunallah wani'mal wakil, maka sudah semestinya kita sering-sering mengucapkan dzikir ini. Dan secara khusus, ada lima waktu di mana kita sangat dianjurkan untuk membaca dzikir hasbunallah wani'mal wakil.
Khutbah Pertamaالحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَ عِبَادَهُ أنْ يَذْكُرُوْهُ ذِكْرًا كَثِيْرًا، وَأَعَدَّ لَهُمْ عَلَى ذِكْرِهِ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا كَبِيْرًا، وَجَعَلَ اْلقُلُوْبَ تَطْمَئِنُّ بِذِكْرِهِ، وَهُوَ سُبْحَانَهُ يَذْكُرُ مَنْ ذَكَرَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَكْرَمُ مَنْ وَحَّدَّهُ، وَأَجَلُّ مَنْ ذَكَرَهُ، اللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارَكَ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلأَوَّاهِ اْلمُنِيْبِ، وَعَلَى آلِهِ وَعِتْرَتِهِ الطَّيِّبَةِ، وَعَلَى أَصْحَابِهِ اْلكِرَامِ البَرَرَةِأَمَّا بَعْدُفَأُوْصِيْكُمْ ــ عِبَادَ اللهِ ــ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ، فَإِنَّهَا هِيَ اْلعُدَّةُ اْلوَافِيَةُ، وَاْلجُنَّةُ اْلوَاقِيَةُ، فَاتَّقُوْا اللهَ رَبَّكُمْ فِيْ السِّرِّ وَاْلعَلَانِيَّةِ، وَكُوْنُوْا مِنْ عِبَادِهِ اْلمُتَّقِيْنَيَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًايَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا .يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًاKeutamaaan DzikirMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Atas rahmat dan keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, saat ini kita sedang melaksanakan salah satu fardhu dan syiar paling agung dalam Islam yaitu Shalat merupakan salah satu kewajiban dalam Islam yang salah satu tujuannya adalah untuk berdzikir kepada Subhanahu wa Ta’ala berfirman,إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِيSesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan yang hak selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. [Thaha 14]Berdzikir kepada Allah atau mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, sang pencipta seluruh umat manusia, jin, malaikat dan seluruh alam semesta, merupakan amalan yang sangat kepada Allah merupakan sarana paling besar untuk mendekatkan diri kepada Allah yang Maha Ta’la berfirman,اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَBacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab Al Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah shalat adalah lebih besar keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [Al-Ankabut 45]Allah Ta’ala menjanjikan bahwa siapa saja yang senantiasa mengingat Allah maka Allah juga akan mengingat dirinya dengan pahala dan ampunan. Allah Ta’ala berfirman,فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْKarena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, . [Al-Baqarah 152]Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan, ”Makna ayat ini adalah ingatlah kalian kepada-Ku dengan melakukan ketaatan, Aku akan mengingat kalian dengan pahala dan ampunan. Ini adalah pendapat dari Sa’id bin Jubair. Ulama Tabi’in terkemuka.Beliau juga mengatakan, ”Dzikir adalah mentaati Allah. Maka siapa yang tidak taat kepada Allah berarti tidak berdzikir kepada-Nya meskipun banyak mengucapkan tasbih, tahlil dan membaca al-Quran.”[i]Alah Ta’ala juga menegaskan bahwa dzikir kepada Allah Ta’ala itu akan membuahkan ketenangan dalam hati seseorang. Allah Ta’ala berfirman,الَّذِينَ آمَنُواْ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللّهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ -٢٨-yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. [Ar-Ra’d 28]Ini hanyalah sebagian dari keutamaan berdzikir kepada Allah yang ada dalam al-Quran. Adapun keutamaan berdzikir kepada Allah yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ sangatlah banyak. Tidak memungkinkan untuk disebutkan semuanya dalam khutbah Jumat demikian, kami akan menyampaikan sebagian kecil saja untuk mengenalkan keutamaan berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sedemikian besarOrang mukmin yang berdzikir kepada Allah berada pada kedudukan yang tinggi sampai-sampai Allah membanggakan mereka di kalangan para Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata, ”Muawiyah keluar menuju satu halaqah sekelompok orang yang duduk melingkar di dalam masjid, lalu dia bertanya, ”Apa yang menyebabkan kalian duduk?”Mereka menjawab, ”Kami sedang berdzikir kepada Allah.” Muawiyah berkata, ”Demi Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk kecuali hanya itu?” Mereka menjawab, ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu.”Muawiyah berkata, ”Sesungguhnya aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena tidak percaya kepada kalian. Tidaklah ada seorang pun yang memiliki kedudukan seperti aku dari Rasulullah ﷺ, lebih sedikit haditsnya dariku. Sesungguhnya, Rasulullah ﷺ pernah keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya,مَا أَجْلَسَكُمْ’Apa yang menyebabkan kalian duduk?’.”Mereka menjawab, ”Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi,آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?”Mereka menjawab, ”Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?” Beliau bersabda,قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ”Sesungguhnya, aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena tidak percaya kepada kalian. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah Azza wa Jalla membanggakan kalian kepada para malaikat.” [Hadits riwayat Muslim, no. 2701].Ahli dzikir akan dikelilingi malaikat, diselimuti dengan rahmat, dan diturunkan ketenangan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dan Abu Sa’id Al-Khudri, keduanya bersaksi bahwa Nabi ﷺ bersabda,لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُTidaklah sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, kecuali para malaikat mengelilingi mereka, rahmat menyelimuti mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat di sisi-Nya. [Hadits riwayat Muslim, no. 2700].Dzikir itu merupakan kehidupan hatiDi dalam Shahih Al-Bukhari 6407 dari Abu Musa radhiyallahu anhu dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُهُ مَثَلُ الحَيِّ وَالمَيِّتِ“Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati.”Sedangkan dalam riwayat Imam Muslim 779 Nabi ﷺ bersabda,مَثَلُ البَيْتِ الَّذِي يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، وَالبَيْتِ الَّذِي لاَ يُذْكَرُ اللهُ فِيهِ ، مَثَلُ الحَيِّ والمَيِّتِ“Permisalan rumah yang dipakai untuk berdzikir kepada Allah dan rumah yang di dalamnya tidak dipakai untuk berdzikir kepada Allah adalah seperti orang hidup dan orang mati.”Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan, ”Apabila hati itu hidup maka akan dipenuhi dengan sebagaimana firman Allah Ta’ala,اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍAllah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al Quran yang serupa mutu ayat-ayatnya lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun. [Az-Zumar 23]Sedangkan orang yang hatinya keras dari berdzikir kepada Allah maka hatinya mati. Allah Ta’ala berfirman,فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍMaka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [Az-Zumar22]Seorang pria menemui Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah, tokoh ulama Tabi’in dari Bashrah, Irak. Dia mengeluhkan kekerasan hatinya. Maka Al-Hasan berkata kepadanya, ”Lunakkanlah hatimu dengan dzikir.”Hal ini karena ketika hati semakin lalai maka hatinya akan semakin keras. Bila berdzikir kepada Allah maka kekerasan hati tersebut akan meleleh. [Al-Wabil Ash-Shayyib 71][ii]Jenis-Jenis DzikirMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Perlu diketahui bahwa dzikir itu ada beberapa jenis atau bentuk. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid mengatakan bahwa berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla itu bisa dilakukan dengan hati, lisan dan anggota Dzikir dengan hatiMaksud berdzikir dengan hati adalah memikirkan dan mentadabburi keagungan Allah Ta’ala dan ayat-ayat-Nya yang syar’i, al-Quran dan hukum-hukumnya, ayat-ayat berupa ciptaan-Nya seperti langit, bumi, matahari bulan dan ke dalam berdzikir dengan hati adalah seorang muslim mengingat-ingat perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya lalu melaksanakan perintah-perintah tersebut dan menjauhi larang-larangan tadi. Demikian pendapat dari Al-Qadhi Iyadh, ulama Tabiut Tabi’ Dzikir dengan lisanBerdzikir dengan lisan adalah dengan bertasbih, bertahlil mengucapkan laa ilaaha illallah, istighfar, membaca al-Quran dan segala ucapan yang mendekatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ dengan hati dan lisan secara bersamaan itu lebih baik daripada berdzikir hanya dengan hati atau hanya dengan lisan Dzikir dengan anggota badanSedangkan berdzikir dengan anggota badan adalah amalan mentaati Allah. Siapa saja yang beramal dengan ketaatan kepada Allah itu berarti dia orang yang sedang berdzikir kepada AN-Nawawi berkata, ”Ketahuilah bahwa keutamaan dzikir itu tidak hanya terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan seterusnya. Bahkan setiap orang yang beramal untuk Allah Ta’ala dengan ketaatan maka dia orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala. Demikianlah pendapat Sa’id bin Jubair rahimahullah dan ulama lainnya.Atha’ bin Abi Rabah rahimahullah, seorang ulama Tabi’in mengatakan bahwa majlis-majlis dzikir itu adalah majlis-majlis yang yang mengkaji tentang halal-dan haram, bagaimana anda berjual beli, shalat, puasa, menikah, bercerai, berhaji dan yang semacam itu.” [Al-Adzkar 91]Jadi shalat itu termasuk dzikrullah, jihad di jalan Allah itu termasuk dzikrullah, berbakti kepada orang tua termasuk dzikrullah, silaturrahim termasuk dzikrullah, menolong seorang muslim termasuk dzikrullah, menolong orang yang dizhalimi termasuk dzikrullah, mempelajari ilmu dan mengajarkannya termasuk dzikrullah, amar makruf nahi mungkar juga termasuk dzikrullah.[iii]Faedah DzikirMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Berdzikir kepada Allah memiliki faedah yang sangat banyak. Seorang ulama abad ke 8 H, yaitu Al Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan dalam kitabnya Al-Wabilush Shayyib wa Rofi’ul Kalimith Thayyib, 100 faedah dari berdzikir kepada ini kami nukilkan sedikit saja dari sekian banyak faedah tersebutMengusir setan, menghancurkan dan ridha kegelisahan dan kegalauan dari mendapatkan kegembiraan, kebahagiaan dan hati dan hati dan yang berdzikir akan diliputi dengan kewibawaan, keindahan dan rasa cinta yang merupakan ruh dari Islam. Siapa saja yang ingin mendapatkan kecintaan dari Allah maka hendaklah terus menerus berdzikir perasaan senantiasa diawasi oleh Allah sehingga akan memasukkannya ke pintu telah mencapai ihsan maka dia akan beribadah kepada Allah seolah dia melihat Allah. Orang yang lalai dari berdzikir kepada Allah tidak akan mendapatkan jalan untuk sampai ke derajat ihsan, sebagaimana orang yang hanya duduk, tidak akan pernah sampai ke cukupkan sepuluh buah faedah dzikir kepada Allah dari 100 yang ditulis oleh Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah. Semua faedah dzikir ini hanya akan kita dapatkan dan benar-benar kita akan rasakan bila kita melazimi dzikir dengan penuh keikhlasan, kesabaran dan setelah memastikan bahwa dzikir yang kita lakukan adalah dzikir yang sesuai ajaran Rasulullah ﷺ .[iv]Ma’asyirol Muslimin rahimakumullah,Sahabat Nabi Muhammad ﷺ bernama Abdullah bin Busr radhiyallahu mengisahkan. Suatu kali seorang lelaki berkata kepada Rasulullah ﷺ,يَا رَسُوْلَ اللهِ، إنَّ شَرَائِعَ اْلإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِيْ بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رُطَبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ“ Wahai rasulullah! Sesungguhnya Syariat Islam telah begitu banyak bagiku. Maka beritahulah aku dengan sesuatu yang aku akan pegang teguh.” Rasulullah ﷺ menjawab, ”Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah.”[Hadits riwayat At-Tirmidzi di dalam Shahih At-Tirmidzi no 3375 dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Alawi bin Abdul Qadir as-Saqqaf, kemungkinan maksudnya adalah bahwa amalan nawafil sunnah telah begitu banyak bagi dirinya sehingga dia merasa tidak mampu untuk melaksanakan dia berkata, “Beritahulah saya suatu amalan ibadah atau yang lainnya yang saya mampu melakukannya, aku pegang teguh dan aku bisa bergantung kepadanya. ia adalah adalah ringan berpahala besar. Dengan demikian aku bisa mengamalkannya secara terus menerus dan aku pegang teguh.”Dia tidak bermaksud untuk meninggalkan seluruh amalan secara total dan sibuk dengan urusan lainnya. Namun dia hanya ingin, setelah melaksanakan berbagai amalan yang wajib atas dirinya, dia bisa berpegang teguh dengan amalan yang membuatnya merasa cukup dari amalan lainnya yang hukumnya tidak Nabi ﷺ memberitahunya amalan yang bermanfaat buat dirinya yaitu lisannya senantiasa basah dengan berdzikir kepada Allah.”Maksudnya adalah hendaknya terus menerus berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ hadits ini bisa diambil pelajaran bahwa kemampuan manusia itu berbeda-beda dalam ilmu dan hafalan serta penguasaan dan beramal. Selain itu, pelajaran lainnya adalah memudahkan urusan ibadah yang hukumnya tidak wajib dan memberitahu manusia dengan sesuatu yang sesuai kemampuan mereka.[v]بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُKhutbah Keduaالحَمْدُ لِلَّهِ مُسْتَوْجِبِ اْلحَمْدُ وَاْلعِبَادَةُ، المُتَابِعِ لِأَهْلِ طَاعَتِهِ إِعَانَتَهُ وَإِمْدَادَهُ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّهِ وَحَبِيْبِهِ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنِ اتَّبَعَ رَشَادَهُأمَّا بَعْدُDzikir Yang Paling Dicintai AllahMa’asyirol Muslimin rahimakumullah,Dzikir secara khusus berupa mengucapkan kalimat-kalmat thayyibah itu bertingkat-tingkat nilainya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. lantas apakah dzikir yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala?Tidak diragukan lagi bahwa kata – kata yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Kalamullah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala merupakan kata-kata yang paling utama secara mutlak. Disebutkan di dalam Sunan Ad-Darimi bahwa Nabi ﷺ bersabda,مَا مِنْ كَلامٍ أَعْظَمَ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ كَلامِهِ ، مَا رَدَّ الْعِبَادُ إِلَى اللَّهِ كَلامًا أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ كَلامِهِ“Tidak ada perkataan yang lebih agung di sisi Allah daripada kalamullah. Tidak ada ucapan yang dikeluarkan oleh seorang hamba kepada Allah yang Allah cintai daripada firman Allah.”Setelah firman Allah maka ucapan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala ada empat sebagaimana disebutkan oleh Nabi ﷺ أَحَبُّ الكَلامِ إِلَى اللهِ أرْبَعٌ سُبْحانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلاَ إلَهَ إلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أكْبَرُ. لاَ يَضُرُّكَ بِأَيِّهِنَّ بَدَأْتَUcapan yang paling dicintai oleh Allah ada empat Subhanallah, Alhamdulillah, laa ilaaha ilallah, dan Allahu Akbar. Tidak ada madharat bagimu dengan ucapan mana pun kamu memulainya.” [Hadits riwayat Muslim no. 2137 dari Samurah bin Jundub]Nabi ﷺ juga bersabda,كَلِمَتانِ خَفِيفَتانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِيْ اْلمِيْزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ اْلعَظِيْمِ، سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِDua kata yang ringan di lisan, berat dalam timbangan mizan, dicintai oleh Ar-Rahman, Subhaanallahil Azhiim, Subhaanallahi wa bihamdih.” [Hadits riwayat AL-Bukhari 6406 dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu][vi]Doa PenutupSemoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada kita semua dan seluruh kaum Muslimin taufik dan hidayah-Nya serta memudahkan kita semuanya untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang banyak berdzikir kepada-Nya baik dengan hati, lisan maupun dengan anggota badan. Marilah kita akhiri khutbah Jumat ini dengan berdoa kepada Allah Subhanau wa Ta’ الله إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًافصلُّوا وسلِّموا على سيد الأولين والآخرين وإمام المرسلين، اللهم صلِّ على محمدٍ وعلى آل محمدٍ كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارك على محمدٍ وعلى آل محمدٍ كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميدٌ مجيدٌ وسلِّم تسليمًا كبيرًااللهم اهدنا الصراط المستقيم، وأكرمنا بذِكْرك في الليل والنهار، ومُنَّ علينا بالتوبة والإنابة والخشية، اللهم تجاوز عن تقصيرنا وسيئاتنا، واغفر لنا ولوالدينا وسائر أهلينا، وبارك لنا في أعمارنا وأعمالنا وأقواتنا وأوقاتنااللهم اكشف عن المسلمين ما نزل بهم مِن ضُرٍّ وبلاء، وفقر وتشرُّد، وقتل واقتتال، ووسِّع عليهم في الأمْن والرِّزق، وجنِّبنا وإيَّاهُم الفتن ما ظهر منها وما بطن، إنك سميع الدعاءرَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِعباد الله إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُوناذكروا الله العظيم الجليل يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم، ولذكر الله أكبر والله يعلم ما تصنعون[i] lihat lihat Ma’anil Adzkar, Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, hal 16-23, secara ringkas.[iii] Ibid, hal. 47- 49.[iv] Lihatal-Wabil ash Shayyib hal. 94.[v] lihat Juga Tentang Khutbah Jum’at– Kumpulan Khutbah Jum’at Terbaru– Khutbah Jumat Tentang Ikhlas– Khutbah Jumat Tentang Syukur– Khutbah Jumat Tentang Berharap kepada Allah
Ngramekakenwarsa enggal hijriyah kanthi pesta kembang api, ngususaken dzikir jama'i/sesarengan, ngususaken shalat tasbih, tirakatan (lek-lekan) wonten salebetipun mengeti warsa enggal hijriyah, ngurupaken lilin, utawi damel pesta, cetha sanget mboten bilih mboten wonten tuntunanipun. Khutbah Jum'at Edisi 46 : Keutamaan Dakwah di Jalan
Oleh Ust. Sofyan Efendi, al-Hafidz Khutbah Pertama اَلْحَمْدُلِلَّهِالَّذِيْمَنَّعَلَىعِبَادِهِبِمَوَاسِمِالْخَيْرَات، لِيُكَفِّرَعَنْهُمُ الذُّنُوْبَوَالسَّيِّئَات،وَيُضَاعِفَ لَهُمُالثَّوَابَ وَيَرْفَعَ الدَّرَجَات أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُوَاسِعُالْعَطَايَاوَجَزِيْلُالْهِبَات،وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُأَفْضَلُالْــمَخْلُوْقَاتِوَخَيْرُ الْبَرِيَّات. صَلَّى الله عَلَيْه، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍإِلَى يَوْمِ الدِّيْن، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْد فَياَ عِبَادَ الله، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَإِنَّهُ حَبْلُ الله الْـمَتِين، قَالَ تَعَالَى يَاأَيُّهَاالَّذِيْنَآمَنُوااتَّقُوااللهَحَقَّتُقَاتِهِوَلاَتَمُوْتُنَّإِلاَّوَأَنْتُمْمُّسْلِمُوْنَ وَقَالَ أَيْضًا يَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواكُتِبَعَلَيْكُمُالصِّيَامُكَمَاكُتِبَعَلَىالَّذِينَمِنْقَبْلِكُمْلَعَلَّكُمْتَتَّقُونَ SEGALA puji bagi Allah atas limpahan nikmat dan karunia Allah kepada kita yang tiada terkira jumlah maupun nilainya. Yang menuntut kita untuk pandai mensyukurinya sehingga akan ditambah nikmat-Nya bagi kita dan dijauhkan kita dari adzab-Nya. Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita, yang hanya dengannya kita akan meraih kemuliaan di hadapan Allah SWT. Kaum Muslimin rahimakumullah…. Allah subhanahu wataala berfirman dalam Surat al-Baqarah ayat 43 وَأَقِيمُواالصَّلَاةَوَآتُواالزَّكَاةَوَارْكَعُوامَعَالرَّاكِعِينَ “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.“ QS. al-Baqarah 43 Salah satu perintah Allah SWT yang menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim adalah mendirikan sholat. Sholat merupakan salah satu rukun Islam yang dengan mendirikannya berarti kita telah mendirikan agama, dan dengan meninggalkannya berarti kita telah meruntuhkan sendi-sendi agama dalam jiwa kita. Mendirikan sholat tentu bukan sekadar melaksanakan ala kadarnya, tapi bagaimana berusaha melaksanakan dengan sepenuh jiwa dan raga untuk mencapai kesempurnaan sholat dan mendapatkan fadhilah, buah maupun ibrah dalam kehidupan kita di luar sholat. Sehingga jadilah sholat kita sholat yang luar biasa, bukan biasa-biasa saja. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar nilai dan keutamaan sholat benar-benar bisa kita dapatkan, antara lain Yang pertama, sholat dengan khusyu’. Selain sebagaiibadah jasmaniyyah, sholat juga merupakan ibadah ruhiyyah. Sholat adalah dzikir kepada Allah yang terbesar. Kita meyakini, bahwa saat sholat kita berhadapan dan berdialog langsung dengan Allah. Oleh karena, itu kita harus berusaha mengondisikan jasmani, ruhdan hatikita agar bisa bercengkrama secara baik dan maksimal bersama Allah. Dengan sikap batin seperti ini, atsar atau buah sholat – yang antara lain mampu memberi ketenangan jiwa dan mencegah diri dari perilaku fakhsya’ dan munkar serta mewujudkan pribadi mukmin mempesona- akan bisa kita raih. Allah berfirman تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ “…Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” 29 Yang kedua, sholat di awal waktu. Waktu sholat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktu pelaksanaannya. Allah berfirman dalamSurat an-Nisa’ ayat 103 إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.QS. an-Nisa’ 103 Dan sholat di awal waktu merupakan salah satu amalan yang paling dicintai Allah subhanahu sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam -dalam sebuah hadis riwayat Ummu Farwah- ketika ditanya tentang amalan yang paling utama, beliau bersabda الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا “Yaitu sholat di awal waktu.” HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh Syeikh al-Albani Sholat di awal waktu menunjukkan tingkat keimanan, ketakwaan dan kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT. Hal ini juga menunjukkan keinginan kita untuk segera diampuni dosa-dosa yang terus menerus kita lakukan setiap hari, karena diantara manfaat sholat adalah sebagai pembersih dosa, dan sarana untuk masuk surga Allah subhanahu wataala. Rasulullah bersabda أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ؟ قَالُوالَا يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا. “Apa pendapat kalian, jika di depan pintu rumah salah seorang diantara kalian terdapat sungai, yang ia mandi di sungai tersebut lima kali sehari, apakah tersisa kotoran di tubuhnya? Para shahabat menjawab Tidak tersisa kotoran sedikitpun. Kemudian Rasul bersabda Yang demikian itu seumpana sholat lima waktu yang Allah menghapuskandosa-dosa dengannya.”Muttafaqun alaih Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qatadah bin Rib’iy, ia berkata قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَقَالَ اللَّهُ تَعَالَىإِنِّي فَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ، وَعَهِدْتُ عِنْدِي عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ جَاءَ يُحَافِظُ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلَا عَهْدَ لَهُ عِنْدِي. Rasulullah bersabda“Allah ta’ala berfirman “Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima waktu dan Aku berjanji bahwa barangsiapa yang menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya ke surgadan barangsiapa yang tidak menjaganya maka dia tidak mendapatkan apa yang Aku janjikan.” HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Syeikh al-Albani Kaum Muslimin rahimakumullah…. Yang ketiga, sholat secara berjamaah. Untuk meraih keutamaan sholat yang ketiga yang harus kita usahakan adalah melaksanakannya secara Umar radhiyallahu anhumeriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallambersabda صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً “Pahalasholat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada sholat sendirian”. HR. al-Bukhari Muslim Begitu besar pahala sholat berjamaah,tetapi masih banyak orang yang dengan berbagai alasan tidak melaksanakannya. Ada yang beralasan agar lebih cepat selesai, atau karena tidak kenal dengan orang lain yang belum sholat. Padahal sebenarnya kitabisa mengajaknya berjamaah, karena dalam sholat jamaah tidak disyaratkan harus saling mengenal terlebih dahulu. Dan masih banyak alasan-alasan lain yang sering disampaikan oleh orang yang enggan sholat berjamaah. Rasulullah memperingatkan tentang hal ini مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمْ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدْ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمْ الشَّيْطَانُ فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ “Jika ada tiga orang berada di sebuah desa atau kampung, lalu tidak dilaksanakan sholat berjamaah di tempat itu, maka mereka telah dikuasai oleh setan. Hendaklah kalian melaksanakan sholat berjamaah, sebab hanya kambing yang terpisah dari kaumnya yang akan dimakan oleh serigala.” HR. Abu Dawud Sholat berjamaah juga mengandung banyak pelajaran kehidupan dan pengaruh secara ruhani pada setiap orang yang melaksanakannya, maka hendaklah kita mengambil kemanfaatannya. Yang keempat, sholat di masjid. Sholat di masjid terutama bagi kaum laki-laki merupakan amalan yang sangat ditekankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Akan tetapi masih banyak kita saksikan masjid-masjid sepi dari jamaah sholat. Fisik kita sehat dan kuat, dan kitajugamempunyai waktu luang,tapi kita lebih suka sholat di rumah. Apakah kita lupa atau melupakan sabda Rasulullah tercinta “….Jika seseorang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, lalu keluar menuju masjid dengan niat semata-mata untuk mengerjakan sholat, maka setiap langkah kaki yang diayunkan akan dibalas dengan diangkat derajatnya dan dihapus kesalahannya. Jika ia mengerjakan sholat, maka malaikat senantiasa berdoa memohonkan rahmat untuknya selagi ia berada di dalam masjid itu dalam keadaan suci, seraya berkata ”Ya Allah berilah rahmat kepadanya, ya Allah sayangilah ia”. Dan ia senantiasa dicatat dalam keadaan sholat selama ia menunggu pelaksanaan shalat fardhu berikutnya”. HR. al-Bukhari Muslim Dalam hadits lain Abu Hurairah radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa seorang buta datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu berkata “Wahai Rasulullah, aku tidak mempunyai penuntun yang mengantar aku jalan menuju masjid.” Maka ia meminta kepada Rasulullah SAW keringanan untuk melaksanakan sholat di rumah, dan beliaupun memberikan keringanan kepadanya. Akan tetapi, ketika ia pergi, Rasulullah memanggilnya kembali seraya bersabda“Apakah kamu mendengar panggilan untuk sholat?” Ia menjawab ”Ya, saya mendengarnya”. Rasulullah SAW lantas bersabda ”Kalau begitu, datanglah kamu ke masjid untuk berjamaah”. HR. Muslim Sholat di masjid juga menunjukkan kecintaan kita pada masjid. Hal ini akan menjadi salah satu wasilah diberikannya naungan Allah kepada kita saat tiada naungan di hari akhir nanti. Yang kelima, sempurnakan dengan sholat-sholat sunnah. Cara kelima agar sholat kita mendapatkan keutamaan dan kesempurnaan adalah dengan melaksanakansholat-sholat sunnah disamping sholat fardhu. Apakah kita yakin sholat fardhu kita sempurna dan pasti diterima Allah subhanahu wataala? Jika kita meyakini masih banyak kekurangannya,maka melaksanakan sholat sunnah menjadi jalan untuk menambal kekurangan dalam sholat fardhu kita. Abu Hurairah radhiyallahu anhumeriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya amal ibadah manusia yang pertama kali dihisab adalah sholat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya meski Dia Maha Mengetahui, Lihatlah shalat hambaku, apakah ia melakukannya dengan sempurna atau tidak sempurna?’ Jika shalatnya ia lakukan dengan sempurna, maka ditulis bahwa shalatnya sempurna, jika terdapat sedikit kekurangan, Allah berfirman “Lihatlah apakah hamba-Ku melakukan shalat tathawwu’ sunnah? Jika ia melakukan shalat tathawwu’, Allah berfirman “Sempurnakanlah shalat fardhunya dengan shalat tathawwu’ semua amal ibadah dihisab dengan cara demikian.” Dawud, Ibnu Majahdan ad-Darimi. Selain itu shalat sunnah yang dianjurkan di rumah akan memberi kebaikan dan cahaya yang menerangi rumah kita. Rasulullah bersabda “Apabila seseorang dari kalian telah mengerjakan shalat di masjid, berikanlah kepada rumahnya bagian dari shalatnya dengan shalat sunnah. Hal itu karena Allah menjadikan kebaikan di rumahnya lantaran ia mengerjakan shalat di dalamnya.” HR. Muslim, Ibnu Majah dan Ahmad. Rasulullah juga bersabda “Shalat tathawwu’ sunnah seseorang di rumahnya merupakan cahaya. Barang siapa menginginkan, hendaknya ia menerangi rumahnya dengan mengerjakan shalat sunnah di dlamnya.” HR Ahmad. Demikianlah di antara sebagian ikhtiar yang harus kita lakukan agar sholat kita menjadi luar biasa, memberi kemanfaatan, melimpah pahala dan pengaruh positif dalam kehidupan kita. بَارَكَاللهُلِيْوَلَكُمْفِيالْقُرْآنِالْعَظِيْمِ،وَنَفَعَنِيْوَإِيَّاكُمْبِمَافِيْهِمِنَالْآيَاتِوَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُمَاتَسْمَعُوْنَوَأَسْتَغْفِرُاللهَلِيْوَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْـمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْه، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم. Khutbah Kedua الْحَمْدُ لله عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِه، وَأَشهَدُ أَن لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِه، وأَشهدُ أنَّ نَبِيَّنَا مُحمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلى رِضْوَانِه، أَمَّا بَعْدُ فَيَا عَبَادَ الله، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلاَ تَـمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَـجِيْد، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْن، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعَيْن ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنـِّكَ وَكَرِمِكَ يَا أَكْرَمَ الْأَكْرَمِيْن . اَللّهُمّاغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَوَاْلمُسْلِمَاتِوَالْمُؤْمِنِيْنَوَالْمُؤْمِنًاتِاَلأَحْيَاءِمِنْهُمْوَالأَمْوَاتِإِنّكَسَمِيْعٌمُجِيْبُالدّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإسَلَامَ وَالْـمُسْلِمِيْن وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْن رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ والْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَقِيْمُوا الصَّلَاة… [] SUMBER IKADI
Momentumbulan rajab dan hari jumat kita jadikan untuk terus meningkatkan ketakwaan sekaligus muhasabah diri dengan cara mengamalkan berbagai amalan yang telah dianjurkan, diantara amalan - amalan tersebut adalah membaca istigfar sebanyak-banyaknya dengan membaca :. اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي Khutbah I اَلْحَمْدُ للهْ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ هَدَانَا بِدِيْنِ الْاِسْلَام، وَشَرَّفَ مَنْ يُوَاصِلُوْنَ الْأَرْحَام، وَمَنَحَ النَّاسَ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى طُوْلَ الدُّهُوْرِ وَالْأَيَّامْ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامْ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الزِّحَامْ. أَمَّا بَعْد فَيَا عِبَادَ الله، أُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ Hadirin jamaah jumah hafidhakumullah, Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Hadirin… Selain menjalankan ibadah-ibadah pokok seperti shalat, puasa, dan lain sebagainya, di antara cara meningkatkan kualitas takwa dan keimanan kita adalah dengan selalu berdzikir kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ baik dalam kondisi sendiri maupun secara berjamaah. Perlu kita ketahui, melakukan dzikir kepada Allah, tidak hanya disyariatkan saat bersendiri saja. Namun juga diperintahkan oleh syariat dengan dilakukan secara bersama-sama atau berjamaah. Melakukan dzikir secara bersama-sama tidak merupakan bid’ah, bukan merupakan hal baru dalam Islam. Hal ini berdasar dengan hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan dari Abu Hurairah sebagai berikut إِنَّ لِهِbu تَعَالَى مَلاَئِكَةً يَطُوْفُوْنَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُوْنَ أَهْلَ الذِّكْرِ، Sesungguhnya Allah ta’âla mempunyai malaikat yang bertugas berkeliling di jalan-jalan mencari orang-orang ahli dzikir. فَإِذَا وَجَدُوْا قَوْماً يَذْكُرُوْنَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، تَنَادَوْا هَلُمُّوْا إِلَى حَاجَتِكُمْ، Jika malaikat-malaikat tersebut menemukan ada kaum yang berdzikir kepada Allah azza wa jalla, para malaikat menyeru, “Sampaikan apa kebutuhan kalian?” فَيَحُفُّوْنَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، “Malaikat meliputi mereka dengan sayap-sayapnya hingga sampai langit dunia, yaitu langit yang paling rendah.” فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مَا يَقُوْلُ عِبَادِيْ Malaikat-malaikat itu kemudian ditanya oleh Allah, sedangkanAllah adalah Dzat yang Maha-mengetahui “Apa yang dibaca oleh hamba-hambaku?” يَقُوْلُوْنَ يُسَبِّحُوْنَكَ، وَيُكَبِّرُوْنَكَ، وَيَحْمِدُوْنَكَ وَيُمَجِّدُوْنَكَ، “Mereka bertasbih kepada-Mu, Ya Allah. Bertakbir kepada-Mu, bertahmid, dan memuliakan nama-Mu.” Begitu jawab Malaikat. فَيَقُوْلُ هَلْ رَأَوْنِيْ Allah lalu kembali bertanya, “Apakah mereka melihat-Ku Allah?” فَيَقُوْلُوْنَ لَا وَاللهِ مَا رَأَوْكَ Malaikat menjawab, “Tidak, demi Allah, mereka tidak pernah melihat Engkau, Ya Allah.” فَيَقُوْلُ كَيْفَ لَوْ رَأَوْنِيْ “Bagaimana seandainya mereka bisa melihat-Ku?” يَقُوْلُوْنَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوْا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيْداً وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيْحًا، “Andaikan mereka melihat-Mu, pasti mereka akan lebih lagi dalam melakukan ibadah, menyembah-Mu, lebih memuliakan-Mu, serta lebih banyak lagi bacaan tasbih mereka atas-Mu, ya Rabb.” فَيَقُوْلُ فَمَاذَا يَسْأَلُوْنَ “Lalu apa yang dia minta kepada-Ku?” يَقُوْلُوْنَ يَسْأَلُوْنَكَ الْجَنَّةَ “Mereka minta surga-Mu, Ya Rabb.” يَقُوْلُ وَهَلْ رَأَوْهَا “Nah, apa mereka juga sudah pernah melihat surga-Ku itu?” يَقُوْلُوْنَ لاَ وَاللهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا “Belum. Demi Allah, wahai Tuhanku. Mereka belum pernah sekalipun melihat surga-Mu.” يَقُوْلُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا “Bagaimana seandainya mereka sudah pernah melihatnya?” يَقُوْلُوْنَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوْا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصاً وَأَشَدَّ لَهَا طَلَباً وَأَعْظَمَ فِيْهَا رُغْبَةً “Apabila mereka pernah melihatnya, pasti mereka lebih semangat dan giat dalam mencari dan menyukai surga tersebut.” قَالَ فَمِمَ يَتَعَوَّذُوْنَ “Apa yang mereka mintakan perlindungan?” يَقُوْلُوْنَ يَتَعَوَّذُوْنَ مِنَ النَّارِ، “Mereka meminta perlindungan dari siksaan api neraka.” فَيَقُوْلُ وَهَلْ رَأَوْهَا “Apakah mereka pernah melihatnya?” يَقُوْلُوْنَ لاَ وَاللهِ مَا رَأَوْهَا “Ya Tuhan, mereka belum pernah menyaksikannya.” فَيَقُوْلُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا “Kemudian bagaimana sikap mereka andai saja mereka sudah pernah melihat neraka itu?” يَقُوْلُوْنَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوْا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَاراً وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً “Pastinya mereka akan lari kencang dan begitu menakuti neraka tersebut, Ya Rabb.” قَالَ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّيْ قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ “Dengan begitu, saksikanlah, bahwa Aku sungguh telah mengampuni mereka.” يَقُوْلُ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِيْهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ. إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ، Ada satu malaikat yang melapor kepada Allah, “Ya Allah, di antara orang-orang yang sedang duduk dzikir kepada-Mu tersebut ada satu orang yang tidak ikut dzikir. Namun kedatangan mereka di majelis itu karena ada suatu kepentingan lain.” قَالَ هُمُ الْجُلَسَاءُ لاَ يَشْقَى بِهِمْ جَلِيْسُهُمْ Allah menjawab “Mereka adalah orang yang duduk dalam kebersamaan satu majlis. Tidak ada orang yang celaka bagi siapapun yang duduk satu majlis dengan mereka.” HR Bukhari-Muslim. Hadirin, hafidhakumullahو Kisah dalam hadis di atas dapat kita ambil pelajaran, bahwa berdzikir secara bersama-sama mempunyai dasar yang jelas di antaranya melalui hadits di atas, di mana malaikat melaporkan orang yang berdzikir bersama-sama. Siapapun saja yang hadir dalam satu majlis, meskipun orang itu mempunyai kepentingan atau niat yang kurang lurus, atau mengantuk, namun karena keagungan majlis dzikir, siapapun mereka yang berada di dalam satu majlis itu, Allah akan mengampuni dosa mereka semua. Allahumma ij’alna minhum. Manfaat lain selain berdzikir mengingat Allah, berdzikir bersama orang banyak mempunyai segudang manfaat. Seorang dokter yang tidak pernah bertemu dengan dokter lain, ia akan merasa menjadi dokter sendiri, merasa paling pintar sendiri. Orang yang wajahnya ganteng, apabila tidak pernah bertemu dengan orang lain yang ganteng, ia akan merasa paling ganteng sendiri. Begitu pula kita. Kita perlu berkumpul satu majlis dengan orang-orang alim, saleh, dekat kepada Allah, supaya kita terhindar dari perasaan merasa paling alim sendiri, saleh sendiri, ahli dzikir sendiri, akhirnya ujub, membanggakan diri sendiri, seolah kitalah yang paling dekat dengan Allah, orang lain tidak. Ini berbahaya. Namun, apabila kita sering berkumpul satu majlis dzikir dengan orang-orang baik, penyakit hati berupa membanggakan diri sendiri, insyaallah akan terobati. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan bersamalah kalian bersama orang-orang yang benar.” QS At-Taubah 119 Menurut Ibrahim al-Khawwash, berkumpul dengan orang saleh merupakan bagian lima tips yang terkenal sebagai obat hati sebagai berikut دَوَاءُ الْقَلْبِ خَمْسَةُ أشْيَاءَ Obat hati ada lima perkara Pertama, قِرَأَةُ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ Membaca al-Qur’an dengan merenungkan maknanya. Kedua, وَخَلاَءُ الْبَطْنِ Kosongnya perut, artinya bisa dengan berpuasa atau tidak selalu mengikuti hawa nafsu makan, termasuk makan terlalu kenyang. Ketiga, وَقِيَامُ اللَّيْلِ Shalat malam. Keempat, وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ السَّحُرِ Berdoa di waktu sahur. Terakhir, pesan Ibrahim al-Khawwash atau yang kelima, وَمُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ Berkumpul dengan orang baik-baik. Hadirin… Di sinilah letak bagaimana pentingnya berdzikir dan berkumpul bersama orang-orang baik. اَلصَّدِيْقُ مَنْ صَادَقَكَ، لَا مَنْ صَدَّقَكَ “Teman sejati adalah orang yang mau meluruskan kita di saat kita melakukan perilaku salah. Teman bukanlah orang yang selalu membenarkan tindakan kita walaupun itu salah.” Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman bahwa kita disuruh bersabar menemani orang-orang baik yang menyeru kepada jalan Allah وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا Artinya “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” QS al-Kahf 28. Dalam ayat lain, Allah berfirman الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ Artinya “Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” QSAz Zukhruf 67 Rasulullah Muhammad ﷺ menyebut إِنَّما مثَلُ الجلِيس الصَّالِحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ المِسْكِ، وَنَافِخِ الْكِيرِ Artinya “Duduk-duduk bersama orang yang saleh dengan orang buruk, laksana duduk bersama dengan orang yang memakai parfum kasturi dengan berdekatan dengan pande besi. Orang yang berkumpul orang wangi, akan menjadi wangi. Orang yang dekat pande besi, bias kecipratan api, baunya tidak enak. Dalam kitab Ta’lîmul Mutaallim, Imam Az-Zarnuji mengutip syair Arab عنِ المرْءِ لا تَسألْ وسَلْ عن قَرينه، فكُلُّ قَرينٍ بالمُقَارِنِ يَقْتَدي Artinya “Tentang seseorang, jangan kamu tanya bagaimana sifat dan perilakunya secara langsung kepada yang bersangkutan. Karena seorang teman akan mengikuti pola piker dan perilaku orang yang dikumpuli.” Dengan demikian, jika berkumpul-kumpul satu majlis dengan orang saleh dianjurkan Allah dan Rasul-Nya, berdzikir bersama juga ada tuntunannya, maka mana lagi dalil yang melarang dzikir bersama? Tidak ada. Dalil semua bid’ah sesat sebagai jurus mematikan kegiatan ini, sungguh tepat. Karena hal ini tidak termasuk bid’ah. Pada akhir khutbah kali ini, kami sampaikan kesimpulan, dzikir berjamaah itu ada tuntunannya dari hadits Rasulullah ﷺ. Duduk dengan orang yang ahli dzikir sangat bermanfaat bagi kita, walaupun kita tidak ikut dzikir sebagaimana yang lain. Apalagi kita ikut berdzikir menjadi bagian dari mereka, ini sangat besar sekali manfaatnya. Berkumpul dengan orang saleh selalu membawa manfaat bagi siapa saja yang berkenan mendekat dan berteman dengan mereka. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ العَظِيْمِ، وَجَعَلَنِي وَإِيَّاكُمْ بِماَ فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ التَّوَّابُ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمِ. أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشيطن الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ Khutbah II الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ Ahmad Mundzir Tengah Cileungsi, Bogor pada Jumat, 25 Jumadal Akhirah 1438 / 24 Maret 2017. Pada khutbah jumat ini, beliau menyampaikan tema tentang " Manfaat Dzikir ". Mari kita simak dan download khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat. Download juga khutbah Jumat sebelumnya: Allah Merahmati Orang yang Mengetahui Dirinya - Ustadz Badrusalam, Lc. Home Tausyiah Jum'at, 02 Juni 2023 - 0510 WIBloading... A A A Imam Qatadah rahimahullah berkata "Sungguh kezaliman di bulan-bulan haram itu lebih besar kesalahan dan dosanya daripada kezaliman di luar bulan haram. Meskipun kezaliman dalam segala keadaan itu merupakan perkara besar dosanya akan tetapi Allah mengagungkan urusan-Nya sesuai yang Dia kehendaki."Hadirin Rahimaakumullah! Salah satu cara mengagungkan Allah SWT adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah. Dzikir merupakan pekerjaan hati dan lisan untuk senantiasa bertasbih serta mengagungkan Allah. Ini mengapa manfaat zikir kepada Allah dapat mendatangkan keberkahan hidup di dunia dan akhirat yang zikir kepada Allah bisa menenangkan hati, pikiran, jiwa, dan raga seseorang. Ajaibnya lagi, manfaat zikir dapat melancarkan rezeki dan menjauhkan seseorang dari godaan jin. Bahkan zikir adalah salah satu amalan yang sangat disukai oleh Rasulullah SAW. Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-ahzab ayat 41 memerintahkan hamba-Nya untuk berzikir sebanyak-banyaknya. Zikir setelah sholat, zikir pagi petang, dan lain sebagainya. "Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah dengan menyebut nama Allah, dengan zikir yang sebanyakbanyaknya." QS. Al-Ahzab 41Mudah-mudahan kita yang sedang sama-sama belajar mengamalkan dzikir kepada Allah senatiasa di beri kekuatan untuk terus istiqomah dalam m/engamalkannya sehingga kita menjadi orang-orang yang mengagungkan Allah. Yang akhirnya kita menjadi orang-orang yang memperboleh kebahagiaan dunia dan Akhirat. Amiin Ya Robbal ' اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ اْلكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمKhutbah Keduaاَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ. وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ . وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِرَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. ر بَّنَا أَنزِلْنِى مُنزَلًۭا مُّبَارَكًۭا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار عِبَادَاللهِ إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ Baca Juga rhs khutbah jumat khutbah jumat bulan zulkaidah contoh khutbah jumat materi khutbah keutamaan zulkaidah Artikel Terkini More 8 menit yang lalu 40 menit yang lalu 49 menit yang lalu 58 menit yang lalu 1 jam yang lalu 1 jam yang lalu Demikianlahmateri khutbah Jumat singkat yang dapat khatib sampaikan tentang rahasia dan keutamaan istighfar. Semoga ada manfaatnya dan Allah jadikan kita dari golongan hamba-hamba-Nya yang senantiasa mengisi setiap detik dan tarikan nafas hidupnya, lisanan, jasadan wa ruuhan beristighfar kepada-Nya. Wallāhul musta'ān. Keutamaan Dzikir Dalil-dalilnya Dan Perintahnya Dalam Al-quran – Pada kesempatan kali ini akan menerangkan tentang Keutamaa dzikir. Dalil Dzikir dan Perintah Dzikir Dalam Al-quran. Terkait dengan tema tersebut di atas baiknya mari kita ikut bersama Uraian di bawah ini. Sebelumnya kami mohon ma’af kepada para pebaca jika uraian kami nanti tidak berkenan. Mukodimah السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتَهُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا أَشْهَدُ أَنْ لاإِلهَ إِلا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ رَسُوْلُهُ اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ Segala Puji hanya bagi Allah, Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi agung Muhammad shollallahu alaihi wa pembaca yang kami kagumi hadanallahu wa iyyakum. Berikut beberapa dalil perintah dzikir. Dalil Perintah Dzikir Dalam Al-quuran QS. Al Ahzab 41- 43 Oarang-orang beriman diperintahkan untuk selalu berdzikir sebanyak-banyaknya. Bertasbih pagi dan petang sebagaimana diterangkan dalam Al-quran. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا * وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا * هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا * الأحزاب ٤١ – ٤٣ Artinya Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya memohonkan ampunan untukmu, supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang. Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. QS. Al-Ahzab 41-43 Berdzikir Dijanjikan Pahala Ampunan Orang-orang yang semangant berdzikir baik pria ataupun wanita itu sudah pasti dia akan diampuni dosanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Firman Allah Dalam Al-quran AlAhzab 35 وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيراً وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً Artinya Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah berzdikir, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. QS Al-Ahzab 35 Rendah Hati Dalam Berdzikir Pada setiap keadaan dan di setiap saat hati kita mesti senantiasa mengingat Allah. Kita tidak boleh lupa kepada-Nya. Berdzikir juharus dengan rendah hati dan ikhlas semata-mat hanya karena Allah. Allah berfirman dalam Al-quran Al-A’raf 205 وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعاً وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ، الأعراف ٢٠٥ Artinya Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai Al-A’raf 205 Berdzikir, Bersyukur Tidak Boleh Kufur Berdzikir mengingat Allah adalah perintah Allah. Bersyukur atas anugrah ni’mat Allah yang selalu Allah berikan kepada kita. Tidak boleh kufur terhadap ni’mat Allah. Berdzikirlah dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan berdiri, berbaring ataupun berdiri. Firman Allah dalam Al-quran, Al-Baqoroh 152 فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ البقرة ١٥٢ Artinya Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu , dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari ni’mat-Ku. Al-Baqoroh 152 Brddzikir Dalam Berbagai Kondisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, QS. Ali Imron 191-192 الَّذِيْنَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ * رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ * ال عمـران ١٩١- ١٩٢ Artinya yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.* Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. QS. Ali Imron 191-192 Allah Terhadap Hamba-Nya Disebutkan dalam Hadits Qudsi sebagai berikut أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ فَإِنْ ذَكَرَنِي فِيْ نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِيْ نَفْسِيْ، وَإِنْ ذَكَرَنِيْ فِيْ مَلَاءٍ ذَكَرْتُهُ فِيْ مَلَاءٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ، وَإِنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَإِنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا، وَإِنْ أَتَانِيْ يَمْشِيْ أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً. رواه البخاري ٨/١٧١ ومسلم ٢٠٦١/٤ Artinya Aku terserah persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya memberi rahmat dan membelanya bila dia menyebut nama-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam dirinya, maka Aku menyebut namanya dalam diri-Ku. Bila dia menyebut nama-Ku dalam perkumpulan orang banyak, maka Aku menyebutnya dalam perkumpulan yang lebih banyak dari mereka. Bila dia mendekat kepada-Ku sejengkal dengan melakukan amal sholeh atau berkata baik, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Bila dia datang kepada-Ku dengan berjalan biasa, maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat lari. Bukhori 8/171 dan Muslim 4/2061, lafad hadits ini dalam shaheh Bukhori Tentang Kalimat Laa-ilaha illallah قَالَ ﷺ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ لآاَلَهَ اِلاَّاللهُ كَلاَمِيْ وَاَنَا هُـوَ مَنْ قَالهَاَ دَخَلَ حِصَنِيْ وَمَنْ دَخَلَ حِصَنِيْ اَمَنَ مِنْ عِقَابِيْ Artinya Nabi SAW, beliau bersabda, Allah, Subhanahu wa Ta’ala. Beliau Berfirman; Adapun Kalimat لآاَلَهَ اِلاَّاللهُ itu KalamKu dan Aku itu Allah barang siapa yang mengucapkan Kalimat لآاَلَهَ اِلاَّاللهُ maka dia masuk kedalam GedungKu dan barang siapa yang telah masuk kedalam gedungKu, maka ia selamat dari siksaanKu. Keterangan Uraian di atas Menurut Keterangan yang terdapat pada Hadits Qudsi tersebut di atas menurut pemahaman kami. Berperasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah merupakan suatu hal yang wajib bagi hamba beriman. Dan senantiasa harus mengingat Allah. Berddzikirlah, baik secara individu maupun dalam perkumpulan orang banyak berjama’ah. Demikian juga mendekatkan diri kepada Allah di setiap sa’at. Dari hadits Qudsi tersebut, tentu saja kita harus yaqin bahwa kalimat لآاَلَهَ اِلاَّاللهُ yang selama ini kita sudah jadikan sebagai amalan harian, bahkan wiridan kita. Wiridan itu baik dalam pertemuan Pengajian Majlis Ddzikir Ataqoh, Majlis-majlis Ddzikir yang selain Ataqoh atau dzikir Fida maupun yang di amal secara individu Insya-Allah. In Syaa Allah kesemuanya itu bisa menyebabkan kemerdekaan kita dari neraka. Wallahu alam. Demikian ulasan kami tentang Keutamaan Dzikir Dalil-dalilnya Dan Perintahnya Dalam Al-quran. – Semoga bermanfaat dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan untuk kita semua. Abaikan saja uraian kami ini, jika pembaca tidak kasih atas kunjungannya. Wallahu A’lamu bish-showab. Inilahmanfaat dzikir yang luar biasa. Coba deh kaji keutamaannya dari hadits jaami' al-'ulum wa al-hikam ini. Daftar Isi tutup. 1. Hadits Ke-50 dari Jamiul Ulum wal Hikam Ibnu Rajab. 1.1. Faedah hadits. 1.2. Tulisan ini jadi bahasan terakhir kajian Hadits Arbain dan Jaami' Al-'Ulum wa Al-Hikam. Dzikir Dan Syukur – Teks Khutbah Jumat Singkat Bahasa Indonesiaالحمدُ للهِ الْمَلِكِ الْعَزِيْزِ الْعَلَّامِ ، الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْكَرِيْمِ السَّلامِ ، غافِرِ الذَّنْبِ وقابِلِ التَّوْبِ من جَمِيعِ الآثَمِ ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى ما اتَّصَفَ بِهِ مِنْ صِفَاتِ الْجَلَالِ وَاْلِاكْرَامِ ، وأَشْكُرُهُ على ما أسْدَاهُ مِنْ جَزِيْلِ الْفَضْلِ والْإِنْعَامِ ، وأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلهَ الَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً أَرْجُوا بِهَا الْفَوْزَ بِدَارِ السَّلاَمِ ، وأشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ و رَسُوْلُهُ الَّذِىْ أَطْهَرَ اللهُ بِهِ الْاِيْمَانَ وَاْلِاسْلاَمِ ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وعَلَى آلِهِ وأصحابه الْبَرَارَةِ الْكِرَامِ ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً ، اما أَيُّهاَ الْمُسْلِمُوْنَ رَحِمَكُمُ الله اُوْصِيْكُمْ وَ اِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ، فَاتَّقُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ وَأَطِيْعُوْهُ لَعَلَّكُمْ muslimin sidang Jum’ah RahimakumullahPada kesempatan yang baik ini, marilah kita meningkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, karena tidak ada bekal yang paling baik kita bawa ke hadapan Allah SWT, kecuali takwa kita muslimin sidang Jum’ah rahimakumullahMari kita memperhatikan ayat 152 dari surat Al-Baqarah yang berbunyi فَاذْكُرُوْنِي اَذْكُرْكُمْ وَاشْـكُرُوْا لِي وَلاَ تَكْفُرُوْنَIngatlah kepadaku aku akan ingat kepadamu, dan bersyukurlah kepadaku dan janganlah sekali-kali engkau mengkufuri ayat tersebut di atas, kita diperintahkan Allah untuk selalu ingat kepada-Nya karena Dia-lah Pencipta segala makhluk, Pencipta segalanya, yang ada di alam semesta. Dia mampu menghidupkan yang mati. Dia Maha Kuasa dari segala-galanya. Dia tidak pernah rusak. Dia tidak pernah mati هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلأَخِرُ tidak ada sekutu الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُPerintah dzikir dalam al-Qur’an banyak sekali disebutkan al-ahzab 41-42 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ، وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. QS. al-ahzab 41-42فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. al-Jumuat 10Adapun lafadz dzikir adalah لاَاِلَهَ اِلاَّ الله ُ tidak ada Tuhan selain Allah. Tetapi jalan menuju dzikir sangat banyak sekali diantaranya ;Dengan melihat ciptaan Allah, tidak terlihat apa yang diciptakan tetapi melihat dan berangan-angan siapa yang menciptakan. Kalau kita sudah berdzikir seperti itu, maka kita akan termasuk orang yang أُوْلُو اْلأَلْبَابِ. Siapakah orang yang ulul albab itu disebutkan dalam surat Ali Imron ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. ali Imron 191Melakukan shalat, sebagaimana firman Allah اَقِمِ الصَّلاَةَ لِذِكْرِيْ “Dirikanlah sholat untuk berdzikir kepadaku“. Akan tetap sholat yang khusyu’ dalam artian orangnya sholat tetapi hatinya juga sholat. Selama ini banyak sekali orang yang sholat tetapi hatinya tidak sholat. Oleh karena itu sholat dikategorikan menjadi tiga tingkatan سَاهُوْنَ, yakni orang yang melakukan sholat tapi dalam keadaan sembrono, baik waktunya, pakaiannya, maupun cara melakukannya. Dia meskipun melakukan sholat tetapi masih diancam neraka wail, فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّيْنَ اَلَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُوْنَخَاشِـعُوْنَ, yakni orang yang melakukan sholat dalam keadaan khusyu’دَاِئمُـوْنَ, yakni orang yang melakukan sholat tepat pada waktunya,Dua kriteria sholat inilah yang dinamakan sholat dihukumi berdzikirمَعَاشِـرَ الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُOrang yang ahli dzikir dan bukan ahli dzikir itu sangat berbeda sekali, kalau ahli dzikir yang dicintai adalah khalik Pencipta, tetapi sebaliknya, orang yang tidak pernah dzikir yang dicintai adalah makhluk. makhluk pasti ada masanya, ada gradasinya, suatu saat akan hancur binasa, ada masa kaya, ada masa jaya, ada masa kuat, suatu saat akan akan lemah, makhluk membutuhkan bantuan orang lain ketika beraktivitas, makhluk membutuhkan mesin dalam berkarya. Tetapi Allah tidak pernah membutuhkan bantuan mesin maupun orang lain dalam menciptakan segala sesuatu yang ada di alam ini kita sering sekali lupa terhadap Allah. Hal itu dikarenakan kita terlalu sibuk mengurusi masalah duniawi sehingga kita lupa akhirat. Jabatan, harta, wanita, kekayaan membuat kita terlena, apakah kita tidak boleh cinta terhadap jabatan, harta maupun kekayaan? Hal itu boleh saja, akan tetapi jangan sampai cinta jabatan, harta, kakayaan mengalahkan cinta kita terhadap Allah adalah makhluk. Manusia hanya dapat menciptakan al-furu’ tetapi tidak dapat menciptakan al-ashl. al-furu’ diumpamakan serban, al-ashl diumpamakan kapas, manusia mampu memnciptakan mobil tetapi tidak mampu menciptakan tambang besi. semuanya suatu saat akan meninggalkan kita. Apakah harta lebih dulu meninggalkan kita ataukah kita yang lebih dulu kita mau berfikir dan berdzikir, kita termasuk orang yang Ulul الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُDalam kelanjutan ayat tersebut وَاشْـكُرُوْا لِي وَلاَ تَكْفُرُوْنَ bersyukurlah kepadaku dan janganlah sekali-kali engkau kufur itu adalah memuji Allah. Dalam kitab yang pernah saya baca, syukur dibagi tiga اَلشُّكْرُ بِالِّلسَانِ syukur dengan menggunakan lisan, dengan cara melafadzkan اَلْحَمْدُ ِلله ِاَلشُّكْرُ باِلْجَنـَانِ syukur dengan hati, dengan cara nerima segala pemberian Allah dalam istilah jawa nerima ing pandumاَلشُّكْرُ بِاْلأَرْكَانِ, syukur dengan melalui perbuatan, semua perintah Allah kita laksanakan dan selalu menjauhi segala ini Indonesia mengalami banyak musibah merebaknya Virus Corona-19 yang hampir merata di seluruh Indonesia. Itu semua bukanlah sebuah ujian, tetapi sebuah peringatan. Karena kalau ujian اِذَا اَحَبَّ الله ُعَبْدًا اِِبْتـَلَي, tatkala Allah mencintai hambanya, maka akan memberikan ujian, kemudian Allah akan mengangkat derajatnya. Mungkin itu dikarenakan kita sering lupa terhadap Allah dan kurang pinter syukur atas nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepada karena itu kita yang hadir di majelis ini marilah kita selalu berdzikir kepada Allah dan janganlah sampai lupa untuk mensyukuri atas nikmat-nikmatnya. Karena apabila kita menghitung semua nikmat yang telah diberikan kepada kita, kita tidak akan mampuuntuk meghitungnya. وَاِنْ تَـعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَتُحْصُوْهَامَعَاشِـرَ الْمُسْـلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ الله ُDemikian khutbah singkat yang dapat saya sampaikan. Dengan satu harapan mudah-mudahan kita tergolong orang-orang yang ahli dzikir dan ahli dalam mensyukuri nkmatnya dan kita diberikan keselamatan dunia dan Basith MWC NU Jombang IHdR.
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/432
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/381
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/432
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/270
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/98
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/346
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/299
  • i9kf7gy2n9.pages.dev/407
  • khutbah jumat keutamaan dzikir